Teknik Silvikultur
Silvikultur merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan produktifitas suatu kawasan tertentu. Silvikultur dapat dianalogikan dengan ilmu agronomi dan holtikultura di pertanian, karena silvikultur dapat juga membicarakan cara-cara membudidayakan tumbuhan, dalam hal pohon-pohon hutan.
Dalam pengertian lebih luas , silvikultur dapat disebut Ilmu pembinaan hutan, dengan ruang lingkup mulai dari pembijian , persemaian, penanaman lapangan, pemeliharaan hutan, dan cara-cara permudaannya. Pada kesempatan ini kita akan mempelajari 2 teknik silvikultur, sebagai berikut.
Penggulmaan atau Penebasan
Penggulmaan adalah kegitan pembuangan gulma baik yang ada di bawah maupun yang merambat yang menganggu pertumbuhan tanaman muda. intensitas penggulmaan tergantung dari jenis, tapak, dan iklim. Metode penggulmaan bisa dilakukan secara manual, makanis maupun kimia. Adapun sifat-sifat gulma yang menggangu adalah sebagai berikut :
- Bekompetisi langsung terhadap cahaya, kelembaban tanah dan nutrisi
- Membunuh tanaman dengan menaungi dan melilit tanaman pokok
- Gulma yang lebat merupakan potensi bahan bakar
Pendangiran adalah kegiatan penggemburan tanah disekitar tanaman pokok yang bertujuan untuk memperbaiki sifat fisik tanah (aerasi tanah) (Daniel et al 1987). pendangiran merupakan suatu bentuk kegiatan yang membutuhkan semacam alat yang akan mengaduk permukaan tanah sampai kedalaman yang sedikit saja dengan cara sedemikian rupa, hingga gulma yang masih kecil bisa dimusnahkan dan pertumbuhan budidaya dapat ditingkatkan.
Pendangiran untuk mengendalikan gulma dengan pengadukan tanah dapat dimulai pada lahan siap tanam sebelum penanaman. Setelah penanaman tanah dapat didangir, yang untuk sementara tanaman dilakukan sebelum tanaman-tanaman muncul diatas permukaan tanah. Pendangiran biasanya dimulai segera setelah munculnya semaian tanaman diatas tanah, mengingat bahwa gulma juga muncul pada saat yang bersamaan.
Adapun tujuan dari kegiatan pendangiran ini adalah untuk memacu pertumbuhan tanaman. Selain itu, tujuan pendangiran adalah untuk menahan lengas (membasmi gulma, melonggarkan mulsa pada permukaan, dan menahan air hujan), mengembangkan bahan makanan tanaman, aerasi tanah yang memungkinkan oksigen masuk kedalam tanah serta meningkatkan kegiatan jasad renik (mikroorganisme).
Pendangiran dilakukan disekitar tanaman pokok dan dilakukan ketika pada saat musim hujan, dimana tanaman masih muda. Kegiatan pendangiran dilakukan setelah kegiatan penyiangan. Waktu pendangiran dilakukan pada musim kemarau menjelang musim hujan tiba. Pencangkulan disekitar tanaman pokok dengan diameter 50 cm dengan menggemburkan tanah dan berbentuk piringan namun tergantung jarak tanamnya. Meninggikan tanah disekitar tanaman pokok agar air tidak tergenang.
Dalam kegiatan pendangiran tanaman perlu ekstra hati-hati jangan sampai mencederai tanaman apalagi sampai terpotong. Kegiatan pendangiran sebaiknya dilakukan 2 kali dalam setahun yakni awal musim hujan dan awal musim kemarau. Selain itu, tergantung pada tekstur tanahnya, makin berat teksturnya maka makin sering dilakukan pendangiran. Pendangiran dilakukan pada tanaman berumur 1-4 tahun dan diutamakan pada tanaman yang mengalami stagnasi pertumbuhan atau tempat tumbuhnya bertekstur berat dan lahan tidak melalui pengolahan tanah (Departemen Kehutanan 2009).
Cara pendangiran dilakukan dengan menggunakan cangkul yang merupakan alat pendangir yang digunakan untuk menyiang dan membasmi gulma dan rumput disekitar tanaman muda. Bila mana hujan menyebabkan terbentuknya kerak yang keras diatas tanah dan menghalangi munculnya semai diatas tanah, cangkul merupakan perkakas yang amat baik untuk menggemburkan kerak tanah. Dihindari cara pencangkulan yang terlalu dalam karena dapat merusak perakaran (Kosasih AS et al. 2002).
Penutup
Silvikultur dianalogikan dengan ilmu agronomi dan holtikultura di pertanian, karena silvikultur dapat juga membicarakan cara-cara membudidayakan tumbuhan, dalam hal pohon-pohon hutan.
Sekian artikel yang membahas tentang teknik silvikultur, semoga bermanfaat bagi para pembaca.
"Salam Lestari"
Sumber :
Daniel, Th.W.,John Helms dan F.S.Baker, 1987. Prinsip-Prinsip Silvikutur. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Departemen Kehutanan. 2009. Pemeliharaan Demplot Provenan Mahoni (Swietenia sp) di Desa Bellabori (Borisallo) Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan.
Kosasih AS et al. 2002. Petunjuk Teknis Pemeliharaan dan Perlindungan Pada Introduksi Jenis Pohon Hutan. Info Hutan No. 151. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam.
Author : Lamboris_Pane
Editor : panehutan