Mengenal Pohon Tumih
Pohon tumih adalah tegakan yg banyak tumbuh dalam wilayah hutan keragas. Dimana ini termasuk jenis pionir dalam lahan bekas banyak sekali aktifitas seperti penambangan pasir kuarsa & tanah urug, pemungutan kayu dan output hutan lainnya, kebakaran hutan dan huma serta konversi huma (Kissinger et al., 2013).
Pohon tumih memiliki jumlah individu pohonnya melimpah pada hutan sekunder atau hutan dengan kanopi terbuka, tetapi memiliki ukuran kecil dan bentuk memiliki cabang yang banyak, sehingga sebagian masyarakat lokal memanfaatkan menjadi kayu bakar, kontruksi interior, dan bantalan lori (Risfi, 2014).
Pohon tumih termasuk tanaman yang masih belum tereksplorasi melalui pengetahuan rakyat lokal yg mempunyai bioaktivitas menjadi bahan pengobatan, akan namun pohon ini mempunyai nilai komersial yang rendah.
Untuk ekologi pohon tumih ini tumbuh pada hutan sekunder atau hutan dengan kanopi terbuka yang digenangi oleh air gambut dan rawa kerangas yg dalam umumnya pada wilayah Kalimantan Tengah. Dalam penyebarannya masih ada di pulau Sumatera, Kalimantan dan kurang lebih Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Serawak dan Brunei, serta hanya sekalai ditemukan pada semenanjung Malaysia (Nugraha, 2014).
Pohon ini mampu mencapai tinggi hingga 40 m dan diameter batang mencapai 100 cm. Dimana permukaan kulit tidak teratur berwarna cokelat keabu-abuan dan tidak bergetah, serta kulit bagian dalam keras berwarna jingga kecoklatan (Thomas, 2013).
Untuk bunga pohon tumih berbentuk malai, ada dalam bagian pangkal cabang berwarna kuning, benang sari berjumlah dua kali lipat berdasarkan jumlah mahkota, memilki tiga sampai empat ketua putik & tidak saling menempel.
Untuk buahnya termasuk buah kemarau, umumnya bersayap tiga. Masing-masing butir mengandung satu pucuk yg terbentuk kumparan dengan ukuran dua-3 x 1,lima-2 centimeter.
Untuk daunnya memilki susunan alternate atau berseling, mengerucut pada bagian pangkal & membulat dalam bagian ujung. Dimana daun yg muda mempunyai karakteristik-ciri warna merah tua terang hingga merah gelap dengan ukuran 8-14,5 x lima,5-9,5 centimeter, sedankan daun yg digosokkan maka akan mengeluarkan serbuk berwarna putih (Vianti, 2011).
Adapun taksonomi pohon tumih sebagai berikut.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : antisophyllales
Famili : Anisophylleaceae
Genus : Combretocarpus
Spesies : Combretocarpus rotundatus (Miq.) Danser.
Pohon tumih memiliki beberapa kandungan kimia yang masih ada dalam bagian daunnya yaitu adanya kapasitas antioksidan yang dapat dicermati melalui anugerah pertanda ekstrak metanol dalam daun tadi ( Kissinger et al., 2013). Dimana kemampuan ekstrak metanol berdasarkan pohon ini sebagai aktioksidan diduga herbi adanya senyawa-senyawa berafinitas tinggi menggunakan oksingen misalnya tanin, flavonoid, stereroid, & phenol hidroquinon.
Penutup
Pohon tumih termasuk tanaman yang masih belum tereksplorasi melalui pengetahuan rakyat lokal yg mempunyai bioaktivitas menjadi bahan pengobatan, akan namun pohon ini mempunyai nilai komersial yang rendah.
Sekian artikel yang membahas mengenai Mengenal Pohon Tumih, semoga berguna bagi para pembaca.
"Salam Lestari"
Sumber
Kissinger et al. 2013. Penapisan Senyawa Fitokimia dan Pengujian Antioksidan Ekstrak Daun Pohon Merapat (Combretocarpus rotundatus (Miq.) dari Hutan Kerangas., Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 31 No. 1, Maret 2013: 9-18 ISSN: 0216-4329.
Nugraha, A. 2014. Struktur Tegakan dan Sebaran Jenis Jelutung (Dyera costulata Hook, F.) dan Tumih (Combretocarpus rotundatus (Miq.) Danser) di hutan Rawa Gambut (Studi Kasus di Kawasan Lindung Gambut Lahai, Kalteng). [Skripsi]. IPB. Bogor.
Thomas, A. 2013. Panduan Lapang Identifikasi Jenis Pohon Hutan. Kalimantan Forest and Climate Patnership (KFCP). Kalimantan.
Vianti. 2011. Konservasi In Vitro Jenis Tumbuhan Gambut Tumih (Combretocarpus rotundatus (Miq.) Danser). [Skripsi]. IPB. Bogor.
Author : Lamboris_Pane
Editor : panehutan