Mengenal Pohon Mahang Putih
Pohon ini tumbuh dilahan gambut dan mineral dengan ketinggian tempat sekitar 100-1000 m dari permukaan laut. Pohon ini dapat tumbuh dengan ketinggian 30 m, diameter 40 cm, dan kerapatan 270-500 kg/m persegi. Dan pohon ini tersebar secara alami di daerah Malaysia, Thailnd, dan Indonesia (Kalimantan dan Sumatera).
Pada umumnya pohon ini poly ditemukan di pulau Sumatera yg berlokasi pada daerah Riau, yaitu kabupaten Siak, Bengkalis, Dumai, Rokan Hulu, Kampar, Pelalawan, dan Kuantan Singingi (Rahmayanti et al, 2012).
Adapun taksonomi pohon ini, menjadi berikut.
Kingdom : Plantea
Divisio : Angiospermae
Kelas : Rosids
Ordo : Malpighiales
Famili : Euphorbiaceae
Subfamili : Acalyphoideae
Genus : Macaranga
Spesies : Macaranga Hypoleuca
Pohon mahang putih ini dimanfaatkan menjadi cerocok, kayu lapis, reng, peti, korek barah, moulding, dan pulp.
Penanganan Benih
Pada penanganan benih terhadap pohon mahang putih ini terdapat empat kegiatan yg perlu dilaksanakan, yaitu pengumpulan benih, ekstraksi benih, jumlah buah atau biji, & penyimpanan benih.
Untuk kegiatan pengumpulan benih merupakan kegiatan pengunduhan menggunakan cara merogoh atau memungut butir yg jatuh dari pohon (buahnya berwarna coklat kehitaman & berbentuk untaian). Untuk kegiatan ekstraksi benih merupakan aktivitas mengeringkan biji menggunakan mengeluarkan dan meremas-remasnya, kemudian meredamnya sebelum dilakukan persemaian. Untuk Jumlah buah atau biji merupakan kegiatan penentuan biji yg kemarau. Dan buat penyimpnan benih merupakan kegiatan menyimpan benih semi rekalsitran.
Pembibitan
Pohon ini dapat dilakukan pembibitan secara vegetatif dan generatig. Media tabur yang digunakan untuk pembibitan secara generatif adalah campuran tanah dan pasir dengan perbandingan (1 :1). Pada saat benih benih berkecambah sebesar 50% dalam waktu sekitar 1-2 bulan. Sedangkan pembibitan secara vegetatif dilaksanakan dengan stek pucuk menggunakan teknik KOFFO system (Rahmayanti et al, 2012).
Penanaman
Pada penanaman pohon mahang putih ini memerlukan cahaya penuh, oleh karena itu pohon ini mengkategorikan menjadi jenis pohon intoleran. Waktu kegiatan ini dilaksankan wajib bebas dari flora penaung. Pada biasanya jeda tanam yg digunakan buat tujuan pulp yaitu tiga m x dua m & 3 m x 3 m.
Pemeliharaan
Untuk aktivitas pemeliharaan pohon ini mencakup pertama, aktivitas penyulaman flora yang mangkat atau kerdil pada tahun pertama. Kedua, penyiangan & pengendalian gulma dilakukan sesuai syarat tanah lokasi penanaman. Ketiga, pemupukan lanjutan pada setiap 6 bulan hingga umur dua tahun atau sesuai dengan syarat wilayah eksklusif (Rahmayanti et al, 2012).
Penutup
Pohon mahang puith bisa dibudidaya dengan menggunakan beberapa teknik silvikultur sesuai dengan keiinginan, diantaranya penanganan benih, pembibitan, penanaman & pemeliharaan.
Sekian artikel yang membahas tentang Mengenal Pohon Mahang Putih, semoga bermanfaat bagi para pembaca.
"Salam Lestari"
Sumber :
Rahmayanti et al. 2012. Jenis Alternatif Penghasil Pulp pada Wilayah Riau. Badan Penelitian & Pengembangan Kehutanan. Jakarta.
Author : Lamboris_Pane
Editor : panehutan