Mengenal Owa Kelawat, Satwa Endemik Kalimatan
Pulau Kalimantan adalah pulau yang mempunyai keanekaragaman satwa yang sangat tinggi meskipun tingkat endemisitasnya dibawah 2 zoogeografi laiinnya di Indonesia yaitu zona wallaceae. Dimana zona wallaceae adalah wilayah biogeografis yang mencakup sekelompok pulau atau kepulauan wilayah Indonesia bagian tengah.
Di kalimantan ini memiliki aneka macam jenis primata, salah satunya Owa Kelawat. Satwa ini merupakan satwa endemik yang dapat ditemukan pada Kalimantan. Pada umumnya owa kelawat terdapat dalam sebelah utara sungai Kapuas dan timur sungai Barito.
Owa Kalimantan dengan nama latin Hylobates albibarbis Lyon (1991) layak dianggap sebagai 'kera berjanggut putih.' Karena primata dari Hylobatidae memiliki bulu berwarna putih yang tumbuh di dagu dan dipinggir pipinya.
Owa Kalimantan ini, kerap dipanggil menggunakan owa Ungko Kalimantan & bahasa lokalnya diklaim menggunakan owa kelawat. Adapun taksonomi Owa kelawat ini, sebagai berikut.
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Primata
Famili : Hylobatidae
Genus : Hylobates
Spesies : Hylobates albibarbis
Owa kelawat ini nir memiliki ekor dan tubuh ukuran sedang, dengan panjang dimulai berdasarkan ketua hingga tubuhnya berkisar antara 46,5-47,5 cm untuk jantan, & 46,lima-49,7 cm untuk betina. Berat tubuh jantan sekitar 4,9-6,5 kg, & betinya lima,9-6,8 kg.
Tubuh satwa ini memilki bulu kecoklatan sampai coklat jelas. Di bagian atas ketua bagian depan terdapat bulu berwarna coklat gelap. Alis, tepi pipi, dan dagu berwarna keputihan yg melingkari wajah menggunakan rona hitam. Pada bagian dada, perut, sisi pada tungkai, dan ujung-ujung tanan dan kaki berwarna lebih gelap, sedangkan bagian punggung memiliki rona yang lebih terang.
Owa kelawat mengkategorikan ke dalam status genting (Endangered, EN) sang IUCN, menjadi penyebabnya adalah hilangnya atau berkurangnya luas hutan rawa gambut yang menjadi tempat asal simpanse ini (Wikipedia). Hal ini ditimbulkan terdapat konversi lahan, penebangan kayu, pemukaan tutupan kanopi mengakibatkan hutan mengalami kebakaran hutan.
Owa kelawat ini memilki teritori seluas minimal 20 ha (Payne et al., 2000). Dimana satwa ini mempunyai aktivitas berkelompok dengan aktifitas galat satunya bersuara yg berfungsi buat menampakan dan mempertahankan teritori serta pengaturan ruang antar gerombolan & nir berfungsi menjadi optimal penanda teritori.
Teritori sempit yang tidak mungkin terbagi lagi melahirkan kemungkinan bahwa aktifitas bersuara hanya terdorong oleh naluri atau norma naluriah satwa itu sendiri.
Menurut Rinaldi (1992) menyatakan bahwa aktifitas istirahat satwa ini umumnya dilakukan pada siang hari.
Penutup
Owa Kalimantan atau kelawat merupakan satwa endemik pada pulau Kalimantan menggunakan mempunyai daerah teritori satwa itu sendiri yang mengkategorikan pada status genting sang IUCN.
Sekian artikel yang membahas tentang Mengenal Owa Kelawat, Satwa Endemik Kalimatan, semoga berguna bagi para pembaca.
"Salam Lestari"
Sumber
Payne et al. 2000. Panduan Lapangan Mamalia di Kalimantan, Sabah, Serawak, dan Brunei Darussalam. Prima Centra Indonesia. Jakarta.
Rinaldi. 1992. Penggunaan Metode Triangle & Concetration Count pada Penelitian Sebaran & Populasi Gibbon (Hylobatidae). Media Konservasi. Bogor.
Wikipedia. Owa Kalimantan. Https://id.Wikipedia.Org/wiki/Owa_kalimantan. (diakses pada tanggal 21 Febuari 2020).
Author : Lamboris_Pane
Editor : panehutan