Manfaat Oleoresin pada Industri Daging (Makalah Minyak Atsiri)
Latar Belakang
Produksi daging pada saat ini biasanya diproduksi dan dikomsumsi di seluruh dunia. Dimulai dari produksi skala kecil yang telah dikenal dengan baik oleh konsumen hingga produksi skala besar di toko daging atau perusahaan pemrosesan daging.
Produksi daging dilindungi terhadap pembusukan mikroba dengan metode pengawetan yang berbeda dalam kombinasi dengan keadaan terkendali atau kemasan vakum dengan penyimpanan dingin diseluruh rantai distribusi. Akan tetapi, jamur secara berskala menyebabkan masalah dalam produk jenis makanan terutama yang tradisional.
Jamur dan toksisitas memberikan perhatian terhadap bidang pertanian dan industri makanan. Jamur berserat mikroskopis sering mencemari produk nabati dan hewani yang menjadi sumber penyakit pada manusia dan hewan yang disembelih. Peningkatan minat ini akibat adanya kemampuan kapang untuk menghasilkan metabolit sekunder-mikotoksin yang memiliki efek yang tidak menguntungkan seperti karsinogenesis, mutagenesitas, dan teratogenik (2002).
Kesulitan mengendalikan jamur yang tidak diinginkan ini serta meningkatnya minat konsumen terhadap produk alami yang telah memaksa industri untuk menemukan alternatif baru untuk pengawetan makanan. Salah satunya penggunaan biopreservatif sebagai aditif antijamur (2011).
Banyak senyawa yang ditemukan secara alami yang ditemukan pada tanaman, tumbuhan dan rempah-rempah yang terbukti memiliki fungsi antimikroba dan berfungsi sebagai sumber agen antimikroba terhadap patogen bawaan makanan (2009).
Beberapa biopreservatif yang digunakan dalam pengolahan makanan adalah ekstraksi tumbuhan, seperti oleoresin. Rempah-rempah oleoresin merupakan esensi sejati dari rempah-rempah dalam bentuknya yang paling terkonsentrasi, mengandung minyak atsiri yang mudah menguap dan fraksi yang tidak mudah menguap.
Oleoresin diterpakan dalam indutri makanan, kosmetik dan farmasi sebagi zat penyedap dan antimikroba. Potensi antimikroba dari oleoresin umumnya lebih rendah dalam sistem makanan daripada in vitro, tergantung pada komposisi makanan. Setiap langkah pemrosesan dan suhu penyimpanan mempengaruhi efektivitas agen antimikroba.
Oleh karena itu, jumlah yang lebih besar dari oleoeresin diperlukan sistem makanan yang secara serius dapat menganggu profil sensorik makanan tersebut. Sehingga konsentrasi yang diterapkan harus diuji dan dioptimalkan dengan baik mengingat dampaknya pada sifat sensorik dalam produk akhir dan efektivitas antimikroba.
Oleoresin yang khusus untuk industri daging dalam manjaga rasa dan aromanya dibentuk dalam aplikasi industri. Itu adalah oleoresin dari bawang putih,, rosemary, cabe rawit, dan lada hitam.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah adalah bagaimana sifat antijamur dari beberapa oleoresin yang bisa digunakan dalam industri daging terhadap makanan Aspergillus yang ditularkan melalui spesies?
Tujuan Makalah
Tujuan makalah adalah untuk mengevaluasi sifat antijamur dari beberapa oleoresin yang bisa digunakan dalam industri daging terhadap makanan Aspergillus yang ditularkan melalui spesies.
Untuk kelengkapan makalahnya, silahkan dowanloan di bawah ini.
Sekian artikel yang membahas tentang Manfaat Oleoresin pada Industri Daging (Makalah Minyak Atsiri), semoga bermanfat bagi para pembaca.
"Salam Lestari"
Author : Lamboris_Pane
Editor : panehutan