Apa Sih Pelet Kayu?

Pelet kayu adalah jenis bahan bakar padat berbasis limbah biomassa yang memiliki ukuran lebih kecil dari briket (Windarwari, 2011). Bahan tambahan perekat tapioka dan sagu merupakan bahan yang sering digunakan dalam pembuatan pelet kayu karena mudah didapat, harganya relatif  murah dan dapat menghasilkan kekuatan rekat kering yang tinggi serta tidak membahayakan dalam penggunaanya.

apa

Penggunaan perekat tidak melebihi 5% karena semakin besar penambahan perekat, maka akan mengakibatkan bertambahnya kadar air pada pelet kayu. Hal ini akan mengurangi nilai pembakaran pelet kayu.

Baca juga : Bahan Perekat Pelet Kayu

Windarwari (2011) mengungkapkan bahwa proses pemampatan biomassa pelet dilakukan untuk:

  1. Meningkatkan kerapatan energi bahan.
  2. Meningkatkan kapasitas panas (kemampuan untuk menghasilkan panas dalam jangka waktu yang lebih lama dan mencapai suhu yang lebih tinggi).
  3. Mengurangi jumlah abu pada bahan bakar.

Pelet merupakan salah satu bentuk biomassa, yang diproduksi pertama kali di Swedia pada tahun 1980-an. Pelet dapat digunakan sebagai pemanas ruang untuk ruang skala kecil dan menengah. pelet merupakan hasil pengempaan biomassa yang memiliki tekanan yang lebih besar jika dibandingkan dengan briket dengan massa 60 kg.m3, kadar abu 1% dan kadar air kurang dari 10%).

Biopelet diproduksi oleh suatu alat dengan mekanisme pemasukan bahan secara terus menerus serta mendorong bahan yang telah dikeringkan dan termampatkan melewati lingkaran baja dengan beberapa lubang yang memiliki ukuran tertentu. Proses pembuatan biopelet adalah  menggunakan  proses densifikasi. Proses densifikasi dilakukan pada bahan berbentuk curah atau memiliki sifat fisik yang tidak beraturan. Terdapat tiga tipe proses densifikasi, antara lain: extruding, briquetting, dan pelleting.

Sebelum ketiga proses ini, terlebih dahulu bahan baku yang digunakan diubah menjadi serbuk yang dihaluskan dengan melakukan penyaringan menggunakan ukuran tertentu. Selanjutnya, bahan baku yang halus tersebut dicampurkan dengan menggunakan perekatdan diaduk secara merata untuk dijadikan adonan. Selanjutnya, proses densifikasi akan berlangsung.

Pada proses extruding, bahan dimampatkan menggunakan sebuah ulir (screw) atau piston yang melewati dies sehingga menghasilkan produk yang kompak dan padat.  Proses briquetting menghasilkan produk berbentuk seperti tabung dengan ukuran diameter dan  tinggi yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan.  Proses pelleting terjadi karena adanya aliran bahan dari roll yang berputar disertai dengan tekanan menuju lubang-lubang pencetak biopelet.

Peletisasi merupakan proses pengeringan dan pembentukan biomassa dengan menggunakan tekanan tinggi untuk menghasilkan biomassa padat berbentuk silinder dengan diameter maksimum 25 mm. Biopelet serbuk gergajian yang dihasilkan mempunyai berbagai keunggulan dibandingkan biopelet yang dari biomassa lainnya misalnya  serbuk kayu sengon yang memenuhi standar mutu berdasarkan nilai kerapatan, kadar air, dan nilai kalornya (Winata A, 2013).

Baca juga : Pelet Kayu Sebagai Bahan Energi Terbarukan

Penutup

Peletisasi merupakan proses pengeringan dan pembentukan biomassa dengan menggunakan tekanan tinggi untuk menghasilkan biomassa padat berbentuk silinder dengan diameter maksimum 25 mm.

Sekian artikel yang membahas tentang Apa Sih Pelet Kayu? semoga bermanfaat bagi para pembaca.

"Salam Lestari"

Sumber :

Winata A. 2013. Karakteristik Biopelet dari Campuran Serbuk Kayu Sengon dengan Arang Sekam Padi sebagai Bahan Bakar Alternatif terbarukan. Skripsi. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.

Windarwari. 2011. Uji Kinerja Rotary Dryer berdasarkan Efisiensi Termal Pengeringan Serbuk Kayu untuk Pembuatan Biopelet. Jurnal Teknik Kimia No. 2, Vol. 21, April 2011.

Author : Lamboris_Pane

Editor : panehutan

Iklan Relaterd

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel