3 Jenis Pupuk Organik
Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari semua jenis bahan-bahan organik dari tanaman dan hewan yang dapat dirombak menjadi hara yang dibutuhkan tanaman. Pupuk organik bermanfaat dalam peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas. Pupuk organik yang ditambahkan ke dalam tanah akan mengalami beberapa fase perombakan oleh mikroorganisme tanah untuk menjadi humus atau bahan organik tanah.
Dalam jangka panjang pupuk organik meningkatkan produktifitas dan mengurangi degradasi lahan (Suriadikarta dan Simanungkalit, 2006). Kelemahan dari pupuk organik adalah dibutuhkan dalam jumlah besar, kandungan unsur hara yang dikandung rendah, dan membutuhkan banyak tenaga dalam pengaplikasiannya (Sutanto 2002).
Pupuk Kandang Ayam
Pupuk kandang ayam berasal dari kotoran ayam. Kotoran ayam yang dijadikan pupuk organik cukup baik karena rasio C/N relatif rendah yaitu 1-3 (Sutanto, 2002). Beberapa hasil penelitian aplikasi pupuk kandang kotoran ayam, selalu memberikan respon terbaik bagi pertumbuhan tanaman karena rasio C/N lebih rendah serta memilki kadar hara yang cukup dibandingkan pupuk kandang lain. Pupuk kandang kotoran ayam yang dilarutkan dalam air, memilki kadar hara yang cukup tinggi (Hartatik dan Widowati, 2006).
Pupuk kandang ayam mengandung nitrogen tiga kali lebih besar daripada pupuk kandang laiinya. Kandungan unsur hara dari pupuk kandang ayam lebih tinggi karena bagian cair (urine) bercampur dengan bagian padat (Sutedjo, 2002). Menurut Hardjowigeno (2010) menyatakan bahwa pupuk kandang ayam dapat meningkatkan produktifitas tanaman dan memiliki pengaruh yang baik terhadap tanah melalui perbaikan fisik, biologi, dan kimia tanah.
Pupuk Guano
Pupuk guano merupakan salah satu sumber fosfat alam yang berasal dari kotoran kelelawar dan sudah mengendap lama di dalam gua dan telah tercampur dengan tanah dan bakteri pengurai (Ramadhan, 2015). Pupuk guano mengandung unsur N 2,09%, P 10,43%, K 0,07%, Ca 26,72%, Mg 0,98%, dan S 0,02% (Yuliarti, 2009). Selain banyak mengandung nutrisi, guano juga berperan sebagai sumber dari berbagai bakteri yang berperan sebagai agen hayati untuk menekan terjadinya hama dan penyakit pada tanah.
Pupuk Abu Sekam
Pupuk abu sekam adalah pupuk yang berasal dari sekam padi bila dibakar ak menghasilkan arang sekam atau abu. Abu sekam yang berasal dari sekam padi merupakan bahan berlignoselulosa seperti biomassa lainnya namun mengandung silika yang tinggi.
Abu sekam padi dapat bermanfaat mengubah struktur tanah menjadi gembur sehingga perkaran berkembang baik dan menjadi lebih kuat. Abu sekam padi ini juga berpenagruh terhadap sifat biologis dan fisik tanah, selain itu juga karena abu sekam memiliki kandungan unsur silikat yang tinggi sehingga dapat meningkatkan ketahanan terhadap hama dan penyakit melalui pengerasan jaringan (Asiah, 2006).
Penutup
Sekian artikel yang membahas tentang 3 Jenis Pupuk Organik, semoga bermanfaat bagi para pembaca.
"Salam Lestari"
Sumber :
Asiah, A. 2006. Pengaruh Kombinasi Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Gycine max (L.) Merr) Panen Muda dengan Budidaya Organik [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hardjowigeno, S. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.
Hartatik, W. dan Widowati, LD. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor.
Suriadikarta DA, Simanungkalit RDM. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor.
Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik: Pemasyarakatan dan Pengembangannya. Kanisius. Yogyakarta.
Sutedjo, MM. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.
Yuliarti, N. 2009. 1001 Cara Menghasilkan Pupuk Organik. Lily Publisher. Yogyakarta.
Author :Lamboris_Pane
Editor : panehutan