Pengendalian Gulma pada Tanaman Balangeran (Laporan Praktek Kehutanan Masyarakat)
Latar Belakang
Tanaman Balangeran (Shorea balangeran (Korth.) Burck.) merupakan homogen kayu yg tergolong kelas kuat-II dan memiliki berat jenis 0,86 yg tempat asli aslinya berada pada hutan rawa (Suryanto, dkk., 2012).
Sehingga tanaman ini poly dipakai dalam produksi kayu lapis, mebel, juga kayu pertukangan. Akibat banyaknya permintaan buat produksi kayu Shorea balangeran, tetapi disisi lain jumlah populasi terus mengalami penurnan akibat penebangan (Pamoengkas & Prasetia, 2014).
Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya menjalin kerjasama dengan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Kahayan (BPDAS Kahayan) Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan Republik Indonesia melalui acara Kebun Bibit Rakyat (KBR) melakukan penanaman Shorea balangeran di Hutan Kampus Universitas Palangka Raya (Yanarita, 2019).
Pertarunga yg sering muncul dalam kegiatan penanaman Shorea balangeran merupakan adanya gangguan gulma yg akan menghipnotis pertumbuhan tumbuhan pokok. Gulma selain bisa menganggu dalam kompetisi pada hal air, zat hara, sinar matahari menggunakan flora utama jua bisa berfungsi sebagai inang hama dan penyakit (Dawson dan Holstun, 1971).
Selain itu gulma memiliki peranan lain yaitu menjadi alelopati, alelomediasi & alelopoli. Alelopati adalah gulma bisa mengeluarkan bahan kimi buat menekan bahkan mematikan tumbuhan atau flora lain. Alelomediasi adalah gulma menjadi tempat tinggal bagi beberapa jenis hama eksklusif atau gulma sebagai penghubung antara hama dengan flora budidaya. Dan alelopoli adalah gulma bersifat monopoli atas air, unsur hara, dan sinar mentari (Riry, 2008).
Pengendalian gulma bisa dilakukan secara kultur teknik, mekanik, biologis, kimiawi dan terpadu (Cholid, 2004). Pengendalian gulma secara biologis adalah teknik yang memperhatikan imbas hubungan antar tanaman baik pengaruh positif juga negatif yang mengutamakan pengendalian secara alami menggunakan membangun keadaan lingkungan yang nir menguntungkan bagi perkembangan gulma & menaikkan daya saing flora terhadap gulma.
Oleh karena itu perlu dilakukan pratek mengenai pengendalian gulma terhadap Shorea balangeran menggunakan tumbuhan kunyit & ubi jalar.
Tujuan Praktek
Praktek mata kuliah Kehutanan Masyarakat bertujuan buat :
- Mengetahui jenis gulma yang mengganggu pertumbuhan Shorea balangeran.
- Menghilangkan kemelimpahan gulma (kerapatan mutlak dan frekuensi mutlak) sebelum dan sesudah dilakukan penanaman penahan gulma
Manfaat praktek Kehutanan Masyarakat adalah :
- Diketahui jenis-jenis gulma dominan yang mempengaruhi pertumbuhan Shorea balangeran merupakan langkah awal yang menentukan keberhasilan pengendalian gulma.
- Diketahuinya jenis tanaman semusim yang dapat mengendalikan pertumbuhan gulma sehingga dapat mengurangi pemeliharaan tanaman Shorea balangeran baik dari segi tenaga maupun biaya.
Sekian artikel yang membahas tentang Pengendalian Gulma pada Tanaman Balangeran (Laporan Praktek Kehutanan Masyarakat), semoga berguna bagi para pembaca.
"Salam Lestari"
Author : Lamboris_Pane
Editor : panehutan