Pengaruh Struktur Jenis Kelamin Terhadap Populasi

Habitat

Pengetahuan tentang populasi menjadi bagian berdasarkan pengetahuan ekologi telah berkembang sebagai semakin luas. Dinamika populasi sudah berkembang menjadi pengetahuan yang bisa berdiri sendiri. Dalam perkembangannya pengetahuan itu poly berbagi kaidah-kaidah matematika terutama dalam pembahasan kepadatan & pertumbuhan populasi.

Pengembangan kaidah-kaidah matematika itu sangat bermanfaat buat menentukan & memprediksikan pertumbuhan populasi organisme di masa yg akan tiba. Penggunaan kaidah matematika itu tidak hanya memperhatikan pertumbuhan populasi berdasarkan satu sisi yaitu jenis organisme yg di pelajari, tetapi pula memperhatikan adanya imbas berdasarkan faktor-faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Pengetahuan tentang dinamika populasi menyadarkan orang buat mengendalikan populasi berdasarkan pertumbuhan meledak ataupun punah.Populasi juga memiliki sejarah hayati pada arti tumbuh, mendadakan pembedaan dan memelihara diri misalnya yg pada lakukan organisme.

Dinamika populasi ini jua ditentukan oleh taraf kelahiran, angka kematian, struktur kelamin, kerapadatan populasi, dan struktur umur. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai strukrur jenis kelamin.

Tujuan Makalah

Adapun tujuan makalah ini merupakan buat mengetahui & tahu dampak struktur jenis kelamin terhadap populasi.

ISI

Pengertian Dinamika Populasi

Menurut Odum (1994) populasi adalah gerombolan kolektif organisme-organisme berdasarkan gerombolan yg sama (atau gerombolan -gerombolan lain dimana individu-individu bisa bertukar liputan genetiknya) yang menduduki ruang atau tempat eksklusif.

Dinamika populasi ini dapat terjadi dalam suatu peristiwa, keliru satu peristiwanya merupakan ketika penyebaran individu-individu berada dalam grup-gerombolan , & grup-kelompok itu terpisah antara satu dengan yg lain. Pemisahan grup-kelompok itu dapat dibatasi sang syarat geografis atau kondisi cuaca yg mengakibatkan individu antar grup tidak bisa saling berhubungan buat melakukan tukar menukar liputan genetik.

Populasi-populasi yang hidup secara terpisah ini diklaim deme. Sebagai contoh, populasi banteng pada Pulau Jawa terpisah menjadi 2 subpopulasi, yang satu masih ada dikawasan Taman Nasional Baluran yg terletak di ujung timur, yg lain terdapatdi kawasan Taman Nasional Ujung Kulon yang berada di ujung barat Pulau Jawa.Jika isolasi geografis atau cuaca itu menyebabkan fauna sama sekali nir bisa melakukan pertukaran fakta genetik, maka antara grup yang satu denganyang lain sanggup terdapat variasi-variasi genetik menjadi dampak seleksi alam yangterjadi di loka masing-masing.

Namun, apabila terdapat kejadian yg memungkinkandua populasi yg terpisah dapat bersatu, pertukaran warta genetik bisa berlangsung.

Pengaruh Struktur Jenis Kelamin Terhadap Populasi

Ukuran populasi ditentukan sang perbandingan jenis kelamin, yaitu perbandingan antara jantan dan betina pada suatu populasi yg umumnya dinyatakan pada jumlah jantan terhadap 100 ekor betina (Indriyanto 2010). Keseimbangan jumlah jantan & betina sebagai sangat krusial buat menjamin keberlangsungan populasi tersebut. Kerapatan populasi akan lebih bernilai apabila diketahui proporsi jantan & betina pada populasi tadi.

Apabila pada suatu populasi, kerapatannya akbar tetapi perbandingan jantan dan betina tidak seimbang, maka kemungkinan populasi tadi buat menurun akan lebih akbar. Terlalu banyak jantan bisa mengakibatkan persaingan yg besar pada memperebutkan betina. Sebaliknya, apabila terlalu banyak betina maka akan ada betina produktif yg mungkin menjadi tidak produktif karena tidak dibuahi.

Keseimbangan jumlah jantan & betina bukan berarti harus sama jumlahnya, tetapi seimbang jumlahnya. Pada 16 jenis satwa liar yang bersifat istri lebih dari satu, perbandingan akan dianggap seimbang apabila betina lebih poly berdasarkan jantan. Sedangkan pada yg poligini, akan seimbang bila jantan lebih banyak berdasarkan betina.

Rasio kelamin merupakan proporsi jantan terhadap betina dalam sebuah populasi. Rasio kelamin utama (rasio kelamin pembuahan) cenderung 1:1. Rasio kelamin sekunder (rasio kelamin kelahiran) diantara mamalia seringkali kali lebih berat kearah jantan, namun berpindah kearah betina dalam gerombolan umur yg lebih tua. Pada jenis-jenis burung, rasio kelamin cenderung lebih berat kearah jantan. Tergantung dalam sistem perkawinan jenis hewan, perubahan dari rasio 1:1 dapat mempengaruhi dinamika populasi.

Adapun efek struktur jenis kelamin terhadap populasi adalah menjadi berikut :

  1. Meningkatnya Populasi, Hal ini dapat terjadi ketika suatu sex rasio populasi sesuai (Jenis kelamin jantan sebanding dengan jenis kelamin betina) maka populasi akan meningkat.
  2. Menurunnya Populasi, Hal ini dapat terjadi ketika suatu sex populasi tidak sesuai (Jenis kelamin jantan tidak sebanding dengan jenis kelamin betina) maka populasi akan menurun.

KESIMPULAN

Adapun konklusi berdasarkan makalah kami ini adalah bahwa struktur jenis kelamin berpengaruh secara tegak lurus terhadap populasi.

Iklan Relaterd

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel