Laporan Praktikum Minyak Atsiri Rimpang Lengkuas Merah Terhadap Larva Nyamuk
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang disebabkan oleh virus dengue, ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Sampai saat ini, penyakit tersebut masih merupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia.
Nyamuk menyerang bagian utama menurut sistem transportasi dalam tubuh insan, yakni darah. Sebagai akibat menurut serangan tersebut, jumlah trombosit pada darah mengalami penurunan, bila taraf serangan tinggi dan ketika penanganan lambat membuahkan fatal yaitu kematian (Boekoesoe, 2013).
Mengatasi masalah perkembangan penyakit demam berdarah tersebut merupakan dengan memutus perkembangan nyamuk menggunakan cara abatesasi menggunakan larvasida abate SG-1 yang berisi temefos (Boekoese, 2013).
Penggunaan abate sebagai larvasida mengakibatkan keluhan menggunakan terjadinya bau yg nir enak dalam air yg diberi abate, dan kemungkinan timbulnya pengaruh resistensi terhadap nyamuk & efek terhadap kesehatan insan bila digunakan secara terus menerus.
Penggunaan flora sebagai biopestisida merupakan suatu cara pengendalian secara alami, menjadi cara lain yang ramah lingkungan, mudah diaplikasikan dan nir berbahaya bagi musuh alami & nir menguntungkan lainnya.
Biopestisida dinilai lebih selektif dan kondusif, gampang terdegradasi di alam sebagai akibatnya nir meninggalkan sisa di tanah, air, & udara (Boekoese, 2013). Biopestisida ini jua pada bagian larvasida dikenal dengan insektisida botani yg bersifat biodegradable, tidak mencemari lingkungan & relatif aman bagi kesehatan. Salah satu bahan bakunya yaitu lengkuas merah yang dapat menghasilkan minyak atsiri.
Lengkuas merah dimanfaatkan sebagai bahan pewangi dan penambah flavor masakan serta pengawet kuliner. Dan jua rimpang lengkuas sudah usang digunakan sebagai obat tradisional buat mengobati radang lambung, kolik, panu, eksim, jerawat, koreng, bisul, kurap dan bercak-bercak kulit. Shelef (1983) menyatakan bahwa ekstrak lengkuas dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram positif (Staphylococcus aureus) & gram negatif (Salmonella typhosa).
Lengkuas merah mengandung jenis komponen yaitu kuersetin dan kaemferol yang diduga dapat digunakan sebagai antilarva. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan praktikum aktivitas minyak atsiri lengkuas merah (Alpinia purpurata K. Schum) terhadap larva nyamuk.
Tujuan praktikum minyak atsiri ini merupakan :
- Mengindetifikasi rendemen dan warna bau minyak atsiri rimpang Lengkuas Merah (Alpinia purpurata K. Schum).
- Mengetahui aktivitas dan efektifitas minyak atsiri rimpang Lengkuas Merah (Alpinia purpurata K. Schum) terhadap larva nyamuk dengan menentukan nilai IC(50).