3 Jenis Tanaman Jahe
Deskripsi
Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan rempah-rempah Indonesia yg sangat berrguna pada kehidupan sehari-hari, terutama pada bidang kesehatan. Jahe dikategorikan menjadi tanaman obat berupa flora rumput berbatang semu dan termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Persebaran jahe dimulai dari Asia Pasifik & tersebar di wilayah India hingga Cina (Lamtiur, 2015).
Tanaman jahe ini tumbuh tegak menggunakan karakteristik-karakteristik tinggi flora 30-80 centimeter, warna batang hijau, diameter batang 13-16 mm, jumlah btg/rumpun tiga-6 batang/rumpun, bentuk btg bundar pipih, jumlah daun/batang 20-26 daun/btg, panjang akar 21-38 cm, bobot akar 69-144 g, bentuk akar bundar , bentuk rimpang lurus atau nir teratur, rona kulit rimpang merah atau putih, bagian atas rimpang licin, warna daging rimpang kekuningan, dan bobot total rimpang 224-283 g. Daun tanaman jahe berupa daun tunggal berbentuk lanset berujung runcing, dan pangkal daun tumpul. Tanaman ini memiliki panjang daun 24-31 cm & lebar daun dua-2,5 cm (Aryanti et al. 2015).
Klasifikasi tumbuhan jahe (Lamtiur, 2015), menjadi berikut :
Kingdom : Plantea
Devisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingeberales
Famili : Zingeberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber offcinale
Tanaman ini mempunyai ukuran dan warna rimpangnya dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu jahe putih besar (Zingiber offcinale Roscoe) atau jahe gajah, jahe putih kecil (Zingiber offcinale Amarum) atau jahe emprit, dan jahe merah (Zingiber offcinale Rubrum) atau jahe sunti (Kaushik dan Goyal 2011). Akan tetapi, dari ke tiga jenis rimpangnya hanya dau jenis yang dipakai sebagai bahan obat-obatan yaitu jahe merah dan jahe kecil.
1. Jahe Putih Besar
Jahe putih besar ini memiliki rimpang lebih akbar & gemuk, ruas rimpangnya lebih menggembung berdasarkan ke 2 jenis lainnya. Jenis ini biasanya dikonsumsi baik ketika berumur belia juga berumur tua, baik sebgai jahe segar juga jahe olahan (Jamil 2012). Jenis ini memiliki diameter 8,47-8,50 centimeter, aroma kurang tajam, tinggi dan panjang rimpang 6,20-11,30 & 15,83-32,75 cm, rona daun hijau belia, dan batang hijau muda (Kurniasari et al. 2008).
Dua. Jahe Putih Kecil
Jahe putih kecil memiliki ruasnya kecil, agak rata sampai agak sedikit mengembung. Jenis ini selalu dipanen setelah berumur tua. Kandungan minyak astririnya lebih banyak dari jahe gajah, sehingga rasanya lebih pedas. Jenis ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak astirinya (Jamil, 2012). Jenis ini juga mempunyai rimpang kecil berlapis-lapis, aroma tajam, berwarna putih kekuningan dengan diameter 3,27-4,05 cm, tinggi dan panjang rimpang 6,38-11,10 dan 6,13-31,70 cm, warna daun hijau muda, dan batang hijau kemerahan (Kurniasari et al. 2008).
3. Jahe Merah
Jahe merah memiliki rimpang berwarna merah & lebih kecil daripada jenis jahe emprit, jenis ini selalu dipanen sesudah tua, & pula memilki kandungan minyak atsiri yg sama dengan jahe emprit, sehingga cocok buat ramuan obat-obatan (Jamil, 2012). Jenis ini memiliki rimpang kecil berlapis, aroma sangat tajam, berwarna jingga muda hingga merah menggunakan diameter 4,20-4,26 cm, tinggi & panjang rimpang lima,26-10,40 dan 12,33-12,60 cm, rona daun hijau belia, & batang hijau kemerahan (Kurniasari et al. 2008).
Manfaat dan Kandungan Jahe
Tanaman jahe dapat dimanfaatkan menjadi galat satu bumbu dapur yang telah lama dimanfaatkan menjadi flora obat (Susila et al. 2014). Tanaman ini mempunyai manfaat-manfaat diantaranya sebagai ramu-ramuan, rempah-rempah, bahan minyak atsiri, bahkan dipakai buat obat masuk agin, gangguan pencernaan, analgesik, antipiretik, anti-inflamasi, obat diare, & bisa menaikkan daya tahan tubuh.
Kandungan tumbuhan dalam bagian rimpang nya terdiri berdasarkan sesquiterpenoid dan monoterpenoid (minyak atsiri) bisa menaruh efek toksik yg efektif pada membunuh larva nyamuk. Kaempferol (flavonoid) merupakan senyawa aktif jahe memiliki imbas menjadi inhibitor pernapasan bertenaga bagi serangga (Suadnyani dan Sudarmaja, 2016).
Sekian artikel yg membahas tentang tiga jenis flora jahe, semoga bermanfaat bagi para pembaca.
"Salam Lestari"
Sumber :
Aryanti et al. 2015. Identifikasi Karakteristik Morfologis & Hubungan Kekerabatan dalam Tanaman Jahe (Zingiber offcinale rosc.) di Desa Dolok Saribu Kabupaten Simalungun.
Jamil A. 2012. Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Jahe. BPTP. Sumatera Utara.
Kaushik P and Goyal P. 2011. Evaluation of Various Crude Extracts of Zingiber offcinale Rhizome for Potential Antibacterial Activity : A Study in Vitro. Advances in Microbiology.
Kurniasari et al. 2008. Kajian Ekstraksi Minyak Jahe Menggunakan Microware Assisted Extration (MAE). Momentum.
Lamtiur TP. 2015. Manfaat Jahe Mera (Zingiber offcinale Rosc) terhadap Kadar Asam Urat. J Agromed Unila.Suadnyani dan Sudarmaja. 2016. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Etanol Rimpang Jahe Merah (Zingiber offcinale rosc) terhadap Kematian Larva Nyamuk Aedes aegypti dari Sumatera Utara. Berita Kedokteran Masyarakat.
Susila et al. 2014. Efek ekstrak jahe (Zingiber officinale rosc.) Terhadap Penurunan Tanda Inflamasi Eritema pada Tikus Putih (Rattus novergicus) Galur Wistar dengan Luka Bakar Derajat ii. Majalah Kesehatan FKUB.