Mengenal Pohon Jelutung, Penghasil Getah
Hutan rawa gambut didominasi oleh jenis-jenis pohon lokal yang memeliki nilai hemat, misalnya ramin, meranti, nyatoh dan jelutung. Pada kesempatan ini kita akan mengusut pohon jelutung. Jelutung ini pada umumnya bisa membentuk getah. Populasi jelutung ini bisa berkurang dampak rusaknya hutan alam melalui penebangan dan perambahan hutan.
Menurut Bastoni et al (2015) menyatakan bahwa dalam era rehabilitasi rawa gambut, jelutung dipromosikan menjadi salah satu jenis andalan rawa gambut, yang tahan tumbuh pada gambut yg tergenang. Dimana pertumbuhan tumbuhan jelutung relatif cepat, sehingga memungkinkan dipakai sebagai jenis rehabilitasi hutan dan lahan gambut.
Botani
Jelutung rawa ini merupakan keliru satu jenis tanaman asali yang tumbuh di rawa gambut, dengan daerah penyebaran alami pada pulau Sumatera, semananjung Malaysia & Kalimantan.
Adapun penjabaran menurut pohon jelutung ini, menjadi berikut.
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliopsida
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Gentianales
Family : Apoynaceae
Genus : Dyera
Spesies : Dyera constuala (Hook. f)
Jelutung memiliki nama wilayah anjarutung, gapuk, jalutung, jelutung gunung, lebuai, letung, melabuai, nyalutung, pidoron dalam wilayah Sumatera, sedangkan dalam wilayah Kalimantan diklaim dengan jelutung bukit, pantung jarenang, pantung gunung, pantung kapur, pantung tembaga, dan pulut.
Jelutung dapat tumbuh menggunakan baik pada tanah organosok dengan curah hujan tipe A & B. Menurut penjabaran iklim Oldeman, kategori A memiliki bulan basah lebih menurut 9 kali berturut-turut & tipe B memiliki bulan basah 7 hingga 9 kali berturut-turut.
Bentuk batang jelutung ini slindris tanpa banir, tinggi mencapai 50-80 m, tinggi bebas cabangnya 15-30 m, diameter mencapai 300 centimeter dengan tajung yg tipis. Kulit batangnya berwarna kelabu kehitanaman, permukaan halus menggunakan fisik agak persegi, kulit bagian dalam tebal, bila ditoreh akan keluar getah berwarna putih seperti susu kental.
Jelutung ini menggurkan daunnya 1 kali dalam setahun. Bentuk daun oval namun lebar di bagian atas mulai menurut bagian tenah hingga berbentuk alfabet A yg melebar di bagian tengah menggunakan ukuran daun 12-25 x 6-11 cm.
Bunganya misalnya karangan bunga berbentuk lingkaran dengan panjang 5-18 centimeter & tidak berbulu. Dimana mahkota berwarna putih menggunakan pola cabang yg nir terlalu kedap.
Pohon ini pada umumnya tubuh menyebar menggunakan jeda antara satu pohon menggunakan pohon lainnya 50 m. Dengan tekstur jelutung relatif halus, berwarna putih, seratnya searah, kulit batangnya berwarna abu-abu gelap atau hitam dan licin.
Budidaya
Salah satu membudidayakan jelutung ini merupakan memakai teknik kultur in vitro yg merupakan teknik budidaya sel, jaringan dan organ flora dalam suatu lingkungan yg terkendali dan pada keadaan aseptik atau bebas mikroorganisme. Teknik ini dapat juga disebut dengan kultur jaringan. Alasan cocoknya teknik ini dalam pembudidayaan terhadap pohon ini adalah bahwa teknik ini mempunyai potensi sangat akbar dalam program pemuliaan dan penyediaan benih dan bibit berkualitas.
Manfaat
Jelutung dapat menghasilkan getahnya, getahnya ini memperoleh nilai ekonominya, sebagai akibatnya dapat mempertinggi perekonomian warga itu sendiri. Pohon ini juga memiliki kemampuan menyesuaikan diri dalam huma rawa yang baik yg dapat dimanfaatkan sebagai rehabilitasi lahan rawa terdegradasi.
Penutup
Sekian artikel yang membahas tentang Mengenal Pohon Jelutung, semoga bermanfaat bagi para pembaca.
"Salam Lestari"
Sumber
Bastoni et al. 2015. Jelutung Rawa : Teknik Budidaya & Prospek Ekonominya. World Agroforestry Centre. Bogor.
Author : Lamboris_Pane
Editor : panehutan