Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Bidang Ergonomi Kehutanan
Ergonomi adalah suatu ilmu yg mengusut penerapan-penerapan kabar mengenai konduite, kemampuan, keterbatasan, & sifat insan yang berinteraksi dengan perancangan perlatan, mesin, sistem pekerjaan & lingkungan bertujuan buat meningkatkan produktivitas, keselamatan, ketenangan, efektivitas, & efesiensi pekerjaan manusia.
Dimana tujuan ergonomi buat menjaga kesehatan fisik & mental, kesehatan sosial, & efesiensi sistem insan menggunakan mesin. Sehingga sasaran ergonomi berupa optimasi kemampuan, kebolehan & batasan insan demi tercapainya kerja aporisma melalui konsepsial & sistem kuratif (Alpian, 2020).
Ergonomi dapat diterapkan pada berbagai sektor perusahaan dalam aktivitas desain ataupun rancang ulang (re-desain) serta evaluasi desai, contohnya desain pekerjaan pada suatu organisasi, seperti penentuan jumlah jam istirahat, pemilihan jawdal perngantian waktu kerja (shift kerja), meningkatkan variasi pekerjaan, dan lain sebagainya.
Apabila ergonomi tidak diterapkan pada berbagai sektor perusahaan akan mengakibatkan beberapa kejadian yaitu, berkurangnya output produksi, meningkatnya waktu hilang, meningkatnya turnover, berkurangnya kapasitas kerja dalam menghadapi hal darurat, meningkatnya ketidakhadiran pekerja, rendahnya kualitas pekerjaan, dan lain sebagainya (Alpian, 2020).
Hal ini bisa terjadi pada banyak sekali sektor perusahaan mengurangi pemakaian sistem ergonomi bahkan ada yang sama sekali tidak menggunakan sistem ergonomi tadi, ketika ada berbagai perkara yg tidak dapat diatasi oleh perusahaan itu sendiri, contohnya bencana alam dan agresi wabah penyakit.
Penerapan ergonomi yg kondisinya berkurang dalam perusahaan eksklusif bisa diakibatkan sang wabah penyakit. Penyakit yang ramai dibicarakan pada waktu ini yaitu coronavirus disease 2019 (Covid-2019) adalah penyakit menular yg disebabkan oleh SARS-Cov-2. Menurut WHO (World Health Organization) ini adalah virus baru & penyakit yang pertama kali terjadi wabah di Wuhan, Tiongkok dalam bulan Desember 2019.
Dimana gejala Covid-19 yg paling umum merupakan demam, kelelahan, & batuk kemarau. Beberapa pasien mungkin mengalami sakit & nyeri, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare (CNBC Indonesia, 2020).
Covid-19 yang melebihi dari seribu perkara positif, sehingga pemerintah mengeluaran beberapa kebijakan antara lain sosial distancing (restriksi sosial), pajak penghasilan ditanggung pemerintah, kelonggaran membayar kredit, subsidi listrik, dan belajar pada tempat tinggal .
Pembatasan sosial adalah rangkaian tindakan pengendalian infeksi yang dimaksudkan untuk menghentikan atau memperlambat penyebaran penyakit menular. Akibatnya tenaga kerja dibatasi & bekerja dirumah. Hal ini berdampak pada produktivitas perusahaan menjadi turun.
Perusahaan manufaktur merupakan salah satu perusahaan yg terkena efek Covid-19. Dimana perusahaan industri pengolahan ini mengolah bahan standar sebagai barang 1/2 jadi atau barang jadi. Perusahaan manufaktur identik dengan pabrik yg mengaplikasikan mesin-mesin, alat-alat, teknik rekayasa & energi kerja.
Perusahaan ini memerlukan penerapan sistem ergonomi yang penuh buat bisa mengeluarkan suatu produk, sampai bisa membangun produktivitas persuhaan itu sendiri (Sahamok.Com, 2020).
Dampak menurut pandemi Covid-19 terhadap perusahaan manufaktur terbagi atas 3 tingkatan yaitu, tingkat tinggi, sedang, & rendah. Tingkat tinggi terdapat dalam perusahaan manufaktur otomotif di bawah tekanan besar akibat ketergantungan pada rantai pasokan global hingga menghambat produksi, dan disusul sang sektor parawisata dan penerbangan yang sepi pengujung & penumpang dampak adanya kebijakan pembatasan sosial.
Tingkat sedang masih ada dalam industri perfilman yg mengurangi proses syuting. Dan taraf rendah masih ada dalam industri sektor jasa menggunakan menurunnya orderan yang tidak terlalu terpengaruh (Ibrahim, 2020), & sektor industri kayu & pengolahannya, pulp & kertas juga tidak terlalu terpengaruh.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa beberapa indutri mengalami penurunan kapasitas (produksi) hampir 50 persen, kecuali industri-industri alat-indera kesehatan & obat-obatan. Hal ini terjadi tertekannya indeks manajer pembelian (Purchasting Managers' index/PMI) manufaktur Indonesia dalam akhir kuartal satu tahun 2020.
Dimana ditentukan sang banyaknya wilayah yg terserang Covid-19, sebagai akibatnya penurunan utilitas industri manufaktur pada berbagai sektor tidak bisa dihindari. Tidak hanya pada Indonesia, aktivitas manufaktur di Asia jua mengalami kontraksi pada bulan Maret 2020. Hal ini karena impak penyebaran virus Covid-19 terhadap rantai pasokan (Komalasari, 2020).
Penutup
Kesimpulan dalam goresan pena ini adalah bahwa produktivitas perusahaan manufaktur menurun drastis dampak virus Covid-19 dengan beberapa kejadian meningkatnya turnover, berkurangnya hasil produksi, meningkatnya ketika hilang, berkurangnya kapasitas kerja pada menghadapi hal darurat, meningkatnya ketidakhadiran pekerja, rendahnya kualitas pekerjaan, dan kurangnya energi kerja.
Daftar Pustaka
Alpian. 2020. Materi Ergonomi Kehutanan. UPR. Palangka Raya.
CNBC Indonesia 2020. Simak Penjelasan WHO Soal Apa itu Corona & Cirinyahttps://www.Cnbcindonesia.Com/tech/20200406090929-37-149929/ simak-penerangan- who- soal- apa- itu- corona -dan -cirinya. (diakses pada tangga 25 April 2020).
Ibrahim, A. M. Dampak Covid-19 terhadap Perekonomian dan Kebijakan Pemerintah Indonesia. Balewarga. Https://sukabumiupdate.Com/detail/bale-warga /opini/ 68505- Dampak- Covid-19- Terhadap- Perekonomian-&-Kebijakan-Pemerintah-Indonesia. (diakses dalam tanggal 25 April 2020).
Komalasari, T. D. 2020. Dampak Virus Corona (Covid-19), 50 Persen Industri Manufaktur Alami Penurunan Kapasitas. PikiranRakyat.Com. Https://www. Pikiran-masyarakat.Com/ekonomi/pr-01360062/pengaruh-virus-corona-covid-19-50-persen-industri-manufaktur-alami-penurunan-kapasitas (diakses dalam tanggal 25 April 2020).
Sahamok.Com. 2020. Contoh Perusahaan Manufaktur di Indonesia https://www.Sahamok.Com/model-perusahaan-manufaktur/. (diakses pada tangal 25 Apri 2020).
Salam Lestari,
Lamboris_Pane