Apa Sih Papan Semen?
Ketika kita berpikir sesaat, bahwa semen ini berbau mengenai kontruksi bangunan pada umumnya. Dimana semen ini memiliki kemampuan buat merekatkan batu yang satu dengan batu yg lainnya, sebagai akibatnya membuat kontruksi bagunan tertentu.
Semen ini juga bisa digunakan buat bahan perekat dalam kayu itu sendiri. Dimana produk papan semen itu dapat diartikan papan anorganik buat menseplai industri perumahan masyarakat (Perumnas). Perekat semen ini berkategori sebagai perekat anorganik.
Adapun tiga jenis perekat anorganik yaitu, calcined gymsum, porland cement, dan magnesite atau magnesium oxy-sulphate cement.
Menurut Kasmudjo (2010) menyatakan bahwa semen sebagai perekat wajib dicampur menggunakan air pada pemakaiannya. Dimana akan menaruh reaksi hidratasi (setting & hardening) yang menyebabkan naiknya suhu atau panas.
Setting itu adalah pengerasan permulaan yang terjadi dalam beberapa jam, sedangkan hardening adalah perkembangan kekuatan yang terjadi secara perlahan-huma sehabis setting.
Pada dasarnya semen yang dicampr dengan kayu akan menyebabkan kenaikan suhu dan pengerasan walaupun tidak setinggi apabila berupa semen saja (Kasmudjo, 2010).
Berdasarkan hal itu, maka hasilnya dinamai dengan papan semen. Menurut Kasmudjo (2010) menyatakan bahwa papan semen merupakan papan yg dibentuk berdasarkan serpih atau wol yang direkat menggunakan perekat anorganik yaitu semen.
Papan semen ini memerlukan bahan baku tertentu. Bahan bakunya memiliki karakteristik-ciri yaitu mempunyai berat jenis nir terlalu tinggi & kayu bundar kecil atau dapat juga limbah penggergajian.
Menurut Kasmudjo (2010) bahan standar buat pembuatan papan semen wajib memperhatikan sifat kimia & fisiknya. Dimana sifat kimianya yg perlu diperhatikan ialah kadar ekstraktifnya (kadar gula, pati, quinon, phenol, & lain sebagainya). Sedangkan buat sifat fisiknya yang perlu diperhatikan merupakan berat jenis dan kadar airnya, dimana pada umumnya berat jenis kayu yg lebih rendah memiliki hasil yg lebih baik buat papan semen dan buat kadar airnya 13-20% buat berukuran serpih atau wol.
Hasil produk papan semen yg berkualitas bisa ditentukan suhu hidratasinya. Menurut Kasmudjo (2010) menyatakan apabila suhu aporisma biasanya lebih akbar dari 60 C berarti baik, apabila antara 55-60 C berarti sedang dan jika di bawah 55 C berart kurang.
Penutup
Papan semen ini memerlukan bahan baku tertentu. Bahan bakunya memiliki karakteristik-ciri yaitu mempunyai berat jenis nir terlalu tinggi & kayu bundar kecil atau dapat juga limbah penggergajian.
Sekian artikel yang membahas mengenai Apa Sih Papan Semen? Semoga berguna bagi para pembaca.
"Salam Lestari"
Sumber :
Kasmudjo. 2010. Teknologi Hasil Hutan. Cakrawala Media. Yogyakarta.
Author : Lamboris_Pane
Editor : panehutan