Apa Sih Minyak Atsiri?
Minyak atsiri adalah suatu zat yang berbau khas yg terkandung pada tumbuhan. Minyak atsiri diperoleh dari famili Pinaceae, Labiatea, Compositae, Lauraceae, Rutaceae, Zingbereceae, Umbelliferae, dan Myrtaceae.
Minyak atsiri ini jua disebut dengan minyak menguap (volatile oil), minyak eteris (ethereal oil) dan minyak esensial (essential oil). Minyak atsiri umumnya tidak berwarna dalam keadaan segar & murni tetapi pada penyimpanan lama warnanya berubah menjadi lebih gelap lantaran oksidasi (Gunawan & Mulyani, 2004).
Minyak atsiri dalam tanaman masih ada dalam berbagai jaringan, misalnya pada pada rambut kelenjar (dalam paku Labiatae), pada pada sel-sel parenkim (pada suku Zingberaceae & Piperaceae), pada pada rongga-rongga skizogen dan lisigen (pada suku Myrtaceae, Pinaceae, & Rutaceae) di pada saluran minyak dalam suku Umbelliferae (Gunawan & Mulyani, 2004).
Minyak atsiri dalam tanaman berperan sebagai pengusir serangga pemakan daun. Sebaliknya minyak atsiri bisa berfungsi sebagai penarik serangga guna membantu proses penyerbukan & menjadi candangan kuliner.
Minyak astiri mempunyai perbedaan komposisi yang disebabkan perbedaan jenis tumbuhan pembuat, syarat iklim, tanah tempat tumbuh, umur panen, metode ekstraksi yang digunakan & cara penyimpanan minyak (Sasrohamidjojo, 2004). Minyak atsiri sebagian akbar terdiri berdasarkan senyawa terpena, yaitu senyawa produk alami yang strukturnya bisa dibagi ke pada satuan-satuan isopren.
Minyak atsiri umumnya teridiri menurut berbagai adonan persenyawaan kimia yang terbentuk menurut unsur karbon, hidrogen, & oksingen, dan beberapa persenyawaan kimia yg mengandung unsur nitrogen dan belerang (Guenther, 1948).
Mutu minyak atsiri ditentukan oleh beberapa faktor, mulai berdasarkan pemilihan varietas, syarat bahan standar, alat-alat, metode penyulingan, serta cara penyimpanan produk. Apabila semua persyaratan tadi tidak terpenuhi, output berdasarkan produk minyak atsiri yang didapat tidak akan terpenuhi (Guenther, 1948).
Sifat-sifat minyak atsiri salah satunya mempunyai bau spesial , umumnya bau ini mewakili bau flora asalnya. Bau minyak atsiri satu menggunakan yg lain bhineka, sangat tergantung berdasarkan macam dan intensitas bau menurut masing-masing komponen penyusun. Mempunyai rasa pahit, kadang-kadang berasa tajam, menggigit, menaruh kesan hangat hingga panas, atau justru dingin ketika hingga kulit, tergantung dari jenis komponen penyusunnya.
Dalam keadaan murni (belum oleh senyawa-senyawa lain) mudah menguap pada suhu kamar sehingga apabila diteteskan dalam selembar kertas maka waktu dibiarkan menguap, tidak meninggalkan bekas noda pada kertas yang ditempel. Pada biasanya nir bisa tercampur menggunakan air, namun relatif dapat larut sampai bisa memberikan baunya pada air walaupun kelarutannya sangat mini dan sangat mudah larut dalam pelarut organik (Gunawan dan Mulyani, 2004).
Rendemen
Rendemen adalah perbandingan jumlah (kuantitas) minyak atsiri yg didapatkan menurut penyulingan tanaman aromatik. Rendemen menggunakan satuan %.
Semakin tinggi nilai rendemen yang didapatkan menampakan bahwa minyak atsiri yang didapatkan semakin akbar (Armando & Rochim, 2009). Jumlah minyak yang menguap bersama-sama air dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu, besarnya uap yang dipakai, berat molekul dari masing-masing komponen pada minyak & kecepatan minyak yg keluar dari bahan.
Bobot Jenis
Bobot jenis adalah galat satu kriteria krusial pada menentukan mutu & kemurnian minyak atsiri. Penentuan bobot jenis menggunakan alat piknometer. Bobot jenis minyak atsiri biasanya berkisar antara 0,80-1,18. Nilai bobot jenis minyak atsiri didefnisikan sebagai perbandingan antara bobot minyak menggunakan bobot air dalam volume air yg sama menggunakan volume minyak pada yg sama juga.
Bobot jenis sering dihubungkan dengan fraksi berat komponen-komponen yang terkandung didalamnya. Semakin besar fraksi berat yang terkandung dalam minyak, maka semakin besar pula nilai densitasnya. Biasanya bobot jenis komponen terpen teroksigenasi lebih besar dibandingkan dengan terpen tak teroksigenasi (Sastrohamidjojo, 2004).
Kelarutan pada Etanol
Kelarutan dalam alkohol adalah nilai perbandingan banyaknya minyak atsiri yang larut sempurna dengan pelarut alkohol. Setiap minyak atsiri mempunyai nilai kelarutan pada alkohol yg khusus, sebagai akibatnya sifat ini sanggup digunakan buat memilih suatu kemurnian minyak atsiri. Minyak atsiri poly yang mudah larut pada etanol & sporadis yang larut dalam air, sehingga kelarutannya mudah diketahui menggunakan memakai etanol pada berbagai tingkat konsentrasi.
Untuk memilih kelarutan minyak astiri pula tergantung pada kecepatan daya larut dan kualitas minyak atsiri tadi. Kelarutan minyak pula dapat berubah lantaran lamanya penyimpanan. Hal ini disebabkan karena proses polimerasasi menurunkan daya kelarutan, sebagai akibatnya buat melarutkannya diharapkan konsentrasi etanol yg tinggi (Sastrohamidjojo, 2004).
Bilangan Asam
Bilangan asam memperlihatkan kadar asam bebas dalam minyak atsiri. Bilangan asam yg semakin akbar bisa menghipnotis terhadap kualitas minyak atsiri, senyawa-senyawa asam tersebut bisa merubah bau spesial dari minyak atsiri. Hal ini bisa ditimbulkan sang lamanya penyimpanan minyak & adanya kontak antara minyak atsiri yg dihasilkan menggunakan sinar dan udara kurang lebih saat berada dalam botol sampel minyak pada saat penyimpanan.
Karena sebagian komposisi minyak atsiri bila hubungan dengan udara atau berada pada kondisi yang lembab akan mengalami reaksi oksidasi dengan udara (oksingen) yang dikatalisi oleh cahaya sebagai akibatnya akan membentuk suatu senyawa asam. Apabila penyimpanan minyak nir diperhatikan atau secara pribadi kontak menggunakan udara sekitar, maka akan semakin banyak jua senyawa-senyawa asam yang terbentuk (Sastrohamidjojo, 2004).
Bilangan Ester
Bilangan ester adalah jumlah miligram kalium hidroksida yg diharapkan buat menyabunkan ester yang terdapat pada 1 gr minyak atsiri. Mutu minyak atsiri yang baik secara kimia ditunjukkan oleh nilai sapta ester. Bilangan ester sangat penting dalam penentuan mutu minyak atsiri karena ester adalah komponen yg berperan pada menentukan aroma minyak atsiri. Semakin tinggi bilangan ester, maka meningkat mutu minyak astiri (Idris, 2014).
Isolasi Minyak Atsiri
Isolasi minyak atsiri pada umumnya dengan cara, uap menembus jaringan tanaman & menguap seluruh senyawa yg mudah menguap, dalam pengertian industri minyak atsiri dibedakan sebagai tiga tipe hidrodestisi yaitu penyulingan air, penyulingan uap dan air, penyulingan uap eksklusif (Sastrohamidjojo, 2004). Pada dasarnya ketiga tipe penyulingan tersebut memiliki kesamaan yaitu penyulingan dari sistem dua-fasa. Perbedaannya terletak dalam cara penangan bahan tanaman yg akan diproses.
1. Penyulingan menggunakan Air
Penyulingan dengan air menggunakan bahan yg bekerjasama langsung denga air mendidih. Bahan yang akan disuling mengambang atau mengapung di atas air atau terendam seluruhnya, tergantung pada berat jenis dan kuantitas bahan yang akan diproses.
Air dapat di didihkan dengan api secara langsung. Sejumlah bahan tanaman adakalanya harus duproses dengan penyulingan air waktu terendam dan bergerak bebas dalam air mendidih. Sedangkan bila bahan tersebut diproses dengan penyulingan uap dapat menyebabkan pengumpulan hingga uap tidak dapat menembusnya (Sastrohamidjojo, 2004).
2. Penyulingan dengan Air & Uap
Bahan tanaman yang diproses secara penyulingan uap dan air ditempatkan pada suatu tempat yg bagian bawah dan tengah berlobang-lobang yang ditopang pada atas dasar alat penyulingan. Bagian bawah indera penyulingan diisi air sedikit pada bawah dimana bahan ditempatkan. Air dipanaskan menggunakan api seperti dalam penyulingan air. Bahan tanaman yg akan disuling hanya terkena uap & nir terkena air yang mendidih (Sastrohamidjojo, 2004).
3. Penyulingan Uap
Penyulingan uap atau penyulingan uap pribadi mirip menggunakan perangkat penyulingan laiinya hanya saja nir ada air di bagian bawah alat. Uap yg dipakai lazim memiliki tekanan yg lebih besar daripada tekanan atmosfer & dihasilkan dari hasil penguapan air yg asal menurut pembangkitan uap air. Uap yg dihasilkan kemudian dimasukkan ke dalam alat penyulingan. Pada dasarnya tidak ada perbedaan yang menyolok pada ketiga indera penyulingan (Sastrohamidjojo, 2004).
Penutup
Sekian artikel yang membahas tentang Apa Sih Minyak Atsiri? Semoga bermanfaat bagi para pembaca.
"Salam Lestari"
Sumber :
Armando dan Rochim. 2009. Memproduksi Minyak Atsiri Berkualitas. Cetakan I. Penebar Swadaya. Jakarta.
Guenther, E. 1948. The Essential Oils. Penerjemah : Ketaren, S. 1987. Minyak Atsiri. Jilid I. Universitas Indonesia. Jakarta.
Gunawan, D., dan Mulyani, S. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Jilid I. Penebar Swadya. Jakarta.
Idris, A. 2014. Analisis Kualitas Minyak Nilam (Pogestemon Cabli Benth) Produksi Kabupaten Buol. Universitas Tadulako. Palu.
Sastrohamidjojo, H. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Author : Lamboris_Pane
Editor : panehutan