5 Proses Perkecambahan
Menurut Direktorat Perbenihan Hutan (2004) menyatakan bahwa perkecambahan merupakan proses fisiologis pada tahap awal pertumbuhan benih. Dimana perkecambahan benih kembali aktifnya pertumbuhan embrio ditunjukkan oleh munculnya radikula yang menembus dan mucul dari benih.
Untuk benih ini diartikan sebagai biji yang telah diseleksi untuk tujuan penanaman. Benih yang telah masak terdiri dari, lapisan pelindung, lapisan dalam yang tipis (tegumen), dan bakal tanaman tanaman (embrio) (Pukittayacamee and Hellum (1987); Kuswanto (1996).
Benih yang mengalami kecambah, akan ada kemungkinan 2 hal yang terjadi yairu kecambah normal dan kecambah abnormal. Dimana kecambah normal adalah kecambah yang memiliki semua struktur kecambah penting (sistem perakaran, tunas aksial, kotiledon dan kuncup terminal) yang berkembang baik, panjang kecambah harus paling tidak dua kali panjang benihnya, kecambah harus dalam keadaan sehat. Sedangkan kecambah abnormal adalah kecambah yang tidak memperlihatkan potensi untuk berkembang menjadi kecambah normal (Naemah, 2012).
Dari dua hal itu, terjadi dalam berbagai proses perkecambahan menurut BPTH Kalimantan (2000), sebagai berikut.
1. Proses Imbibisi Air
Proses ini merupakan tahapan pertama yang awalnya air diabsorps oleh biji kering menyababkan kandungan air biji-biji meningkat secara cepat dan merata. Hal ini melibatkan imbibisi air oleh koloid dalam biji kering, melunakkan kulit biji dan menyebabkan hidrasi dalam protoplasma, hingga biji membengkak dan kulit biji pecah.
2. Sintesa Enzim
Proses ini terjadi ketika absorpsi air oleh biji. Dimana terjadinya absorpsi enzim-enzim aktivitasi sebagain merupakan enzim tersimpan yang seblumnya dibentuk selama perkembangan embrio dan sebagian hasil sintesa enzim baru saat perkembahan dimulai. Pada energi untuk proses ini diperoleh dari ikatan senyawa fosfat berenergi tinggi (ATP) yang berada dalam mitokondria sel. Sebagian ATP diawetkan dalam biji dorman dimana akan diaktivitas setelah penyerapan air.
3. Pemanjangan dan Pemunculan Radikel
Proses ini menunjukkan adanya bakal akar yang keluar, dimana hal ini merupakan hasil permanjangan dan pembelahan sel radikel. Hal ini dipengaruhi oleh tahapan setalah permulaan perkecambahan.
4. Digesti dan Translokasi
Proses ini merupakan pembentangan sel setelah diaktifitasi oleh sistem pembentukan protein difungsikan untuk menghasilkan enzim baru, material struktur, komponen regulasi, hormon dan asam nukleat dengan memfungsikan sel dan membentuk bahan baru, pengambilan air dan respirasi telah berlangsung secara bertahap.
5. Pertumbuhan Bibit dan Semai
Proses ini terjadi adanya pembelahan sel pada 2 ujung dari sumbu embrio (Embrio axis) diikuti dengan perluasan struktur pada semai. Dimana pembelahan sel pada titik tumbuh menghasilkan sel-sel independent dan bebas melakukan pemanjangan.
Adapun faktor yang mempengaruhi perkemcambahan benih yaitu faktor dalam meliputi tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormasi, dan penghambat perkembahan, serta faktor luar meliputi air, temperatur, oksigen dan cahaya (Sutopo, 1997).
Penutup
Proses perkembahan dimulai dari proses imbibisi air, sintesa enzim, pemanjangan dan pemuculan radikel, digesti dan translokasi, dan pertumbuhan bibit dan semai.
Sekian artikel yang membahas tentang 5 Proses Perkecambahan, semoga bermanfaat bagi para pembaca.
"Salam Lestari"
Sumber
BPTH Kalimantan 2000. Petunjuk Teknis Perlakuan Pendahuluan Benih Tanaman Hutan sebelum Dikecambahkan atau Disemai. Banjarbaru.
Kuswanto, H. 1996. Dasar-dasar Teknologi, Produksi dan Sertifikasi Benih. Penerbit Andi Yogyakarta.
Naemah, D. Teknik Lama Perendaman terhadap Daya Kecambah Benih Jelutung (Dyera polphylla Miq.Steenis). Univsersitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.
Author : Lamboris_Pane
Editor : panehutan