5 Faktor yang Mempengaruhi Bentuk Pola dan Lokasi Jalan Hutan

hutan

1. Topografi

Topografi adalah faktor yg dapat mempengaruhi bentuk pola dan lokasi jalan hutan melalui bentuk permukaan bumi dan vegetasi. Dimana bentuk bagian atas bumi mempunyai jarak, ketinggian, & sudut yang bhineka.

Topografi alam sanggup mempercepat atau memperlambat kegiatan iklim. Dimana pada tanah datar memiliki kecepatan pengaliran air lebih mini daripada tanah yg berombak. Topografi miring mengakibatkan proses erosi air, sehingga membatasi kedalam solum tanah.

Pekerjaan perencanaan penataan tata ruang dan pembukaan wilayah hutan serta konstruksi jalan sangat membutuhkan data bentuk wilayah dan kemiringan lapangan. Menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2013) menyatakan pada umumnya informasi yang dibutuhkan berupa peta topografi 1 : 25.000 sampai dengan 50.000 (beskala sedang), dan peta topografi  1 : 1.000 sampai dengan 5.000 (beskala besar).

Berdasarkan hal itu bahwa topografi yg kondisinya nir datar akan menghipnotis tata letak pola jaringan jalan terpaksa menyimpang dari keadaan ideal, sampai menghipnotis tingkat kerapatan jalan dan persentasi pembukaan wilayah hutan.

Dua. Geologi

Geologi adalah ilmu yg memeriksa bumi, komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, sejarah, dan proses pembentukannya (Wikipedia, 2020). Geologi mempunyai indikator-indikator buat mensugesti perencancaan rapikan ruang menjadi tidak ideal & pembukaan wilayah hutan menjadi nir produktifitas diantaranya bagian atas bumi yg nir bisa dikontrol atau tidak sinkron dengan kententuan yang berlaku dalam pembuatan jalan.

Tiga. Iklim

Iklim merupakan rata-rata cuaca semua tenaga buat membentuk tanah tiba berdasarkan surya berupa penghancuran secara radioaktif yg membentuk gaya & panas. Energi mentari mengakibatkan terjadinya fotosintesis (asimilasi) pada tanaman dan gerakan angin menyebabkan transpirasi dan evaforasi. Pada umumnya iklim terdiri dari curah hujan & suhu atau temperatur.

Perencanaan penataan bentuk pola dan lokasi jalan membutuhkan data iklim berupa tipe iklim, tinggi & intensitas curah hujan bulanan & tahunan, arah & kecepatan aingin, serta temperatur maksimum, minumum dan homogen-homogen bulanan dan tahunan (Direktorat Pembinaan SMK, 2013).

Berdasarkan hal itu ketika iklim dalam kondisi yg nir mendukung akan mensugesti bentuk pola dan lokasi jalan hutan sebagai nir ideal & kemudian akan menurunkan produkrifitas pembukaan daerah hutan.

4. Tanah

Tanah merupakan bahan alam yang terbentuk melalui proses pembentukan tanah atau pedogenesis dalam ketika yang sangat usang. Proses pembentukan tanah ini dikendalikan oleh faktor bahan induk, iklim, organisme, topografi & saat pembentukan. Jenis tanah terdiri dari tanah gambut & tanah mineral.

Perencanaan dalam bentuk pola & kondisi jalan hutan memerlukan data dalam peta tanah dengan skala 1:100.000 (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, 2013). Dalam hal ini faktor tanah bisa menghipnotis bentuk pola & kondisi jalan hutan menjadi tidak ideal jika tanahnya berjenis tanah gambut.

Lima. Sistem Penyaradan dan Pengangkutan yg dilakukan

Sistem penyadaran dan pengangkutan mempunyai pola jalan yaitu pola jalan sarad sejajar, pola jalan sarad menggunakan sudut 350, jalan angkutan sejajar, dan jalan sejajar menyudut. Jika sistem penyadaran dan pengankutan yg dilakukan bersifat melanggar kriteia dalam penyadaran dan pengangkutan akan menyebabkan tata letak pola jaringan jalan terpaksa menyimpang dari keadaan ideal, sehingga menghipnotis tingkat kerapatan jalan & persentasi pembukaan wilayah hutan akan menurun.

Sumber

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. 2013. Pemanenan Hasil Hutan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Jakarta.

Wikipedia. 2020. Geologi. Https://id.Wikipedia.Org/wiki/Geologi (diakses dalam tanggal 21 Maret 2020).

Salam Lestari,

Lamboris_Pane

Iklan Relaterd

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel