4 Cara Pembuatan Venir
Menurut Kasmudjo (2010) menyatakan bahwa venir adalah lembaran papan tipis dalam jumlah gasal disusun dan direkatkan sebagai kayu lapis atau playwood.
Dalam perkembangan suatu industri menurut ketika ke ketika menyebabkan kasus penyediaan bahan baku, karena andalan sumber bahan baku hutan alam telah kurang.
Oleh sebab itu dibutuhkan teknik budidaya terhadap bahan baku sesuai dengan kerperluan dalam pembuatan produk kayu. Venir ini termasuk produk kayu yg sifatnya lanjutan pada produk playwood.
Berdasarkan penerangan diatas, terdapat 4 cara pada pembuatan venir, menjadi berikut.
1. Rotary Cuttings (Pengupasan)
Cara ini membuat venir buat membuat playwood biasa atau playwood penggunaan umum. Bahan baku yg dipakai adalah log tanpa kulit, dengan hasilnya cukup panjang dan dapat dihasilkan pada waktu yang nisbi singkat. Sehingga produk venirnya dapat buat memenuhi bahan playwood sampai 80% kebutuhan (Kasmudjo, 2010).
Cara ini bersifat produktifitas dalam menghasilkan venir persatuan saat paling tinggi dibadingkan menggunakan cara pembuatan venir lainnya. Berdasarkan cara ini memiliki tebal venir menimal 0,4 mm, tetapi pada umumnya yg diharapkan 0,6-1,0 mm (Kasmudjo, 2010).
Menurtu Kasmudjo (2010) menyatakan bahwa cara ini memiliki kelemahan terhadap kondisi venir yang dihasilkan tidak bisa tipis dan gambar seratnya nir dekoratif. Dalam proses pengupasan harus dipengaruhi titik sentra log dulu (center log) disebabkan adanya ditempat ini akan memiliki chuck (penjepit log).
Pada proses pengupasan bagian bagian atas venir yg pribadi terkena (bersinggungan) menggunakan sisi tajam pisau kupas dianggap sisi kasar (loose side), sedangkan sisi lainnya ialah sisi halus (tight side). Sehingga proses pelaburan perekat sisi halus sangat dianjurkan buat diberikan perekat pertama kali, hal ini bertujuan buat lebih menghematnya perekatnya.
2. Slicing (Penyayatan/Pengirisan)
Cara ini menghasilkan venir yang sangat tipis dengan tebalnya 0,dua-0,6 mm yang berfungsi buat melapisi playwood biasa (Kasmudjo, 2010). Sehingga venir yang dihasilkan yg dekoratif atau mempunyai gambaran serat yang baik dengan ukuran lebar & panjang nisbi masih sama menggunakan berukuran bahan standar aslinya.
Bahan standar yg dipakai dalam umumnya artinya jenis kayu yg keras atau berat dengan warna kayu lebih tua & gambaran serat dekoratif. Oleh karena itu, harus ada perlakuan pra proses penyayatan yaitu bahan baku direndam, direbus atau dikukus terlebih dahulu.
Menurut Kasmudjo (2010) menyatakan bahwa bentuk bahan standar kayu yg akan disayat bisa berupa flitch (kayu persegi tanpa hati) atau blockware (belahan kayu). Pembentukan blockware rendemen venirnya bisa meningkat samapi 50% dibandingkan menggunakan flitch.
Dalam prosesnya dilakukan dengan kayu berkiprah maju mundur dan pisau sayat diam atau sebaliknya. Diman cara ini bisa dilakukan dalam arah vertikal juga horizontal.
Tiga. Sawing (Penggergajian)
Cara ini sudah jarang digunakan, karena proses ini sudah tua. Artinya cara ini telah kurang efektif, dimana output venirnya mempunyai ketebalan minimal lima mm. Bahan standar yg dipakai berbentuk persegi dan rendemennya rendah (Kasmudjo, 2010).
4. Perautan
Cara ini mempunyai prinsip, antara lain merupakan misalnya orang meruncingkan pensil (pensil ini diartikan menjadi log tanpa kulit). Menurut Kasmudjo (2010) menyatakan bahwa cara ini dalam waktu kini telah ditinggalkan & tidak dikembangkan lagi.
Penutup
Cara pembuatan venir adalah cara pengupasan, penyayatan atau pengirisan, penggergajian dan perautan.
Sekian artikel yang membahas tentang 4 Cara Pembuatan Venir, semoga bermanfaat bagi para pembaca.
"Salam Lestari"
Sumber :
Kasmudjo. 2010. Teknologi Hasil Hutan. Cakrawala Media. Yogyakarta.
Author : Lamboris_Pane
Editor : panehutan