3 Teknik Penyiapan Lahan terhadap Pohon Jelutung

Pohon jelutung adalah galat satu jenis pohon yg memiliki nilai ekonomis tinggi, yg sekarang mulai digunakan dalam pengembangan Hutan Tanaman Industri (HTI) terutama dalam areal yang berhabitat rawa gambut.

teknik

Pohon jelutung dikenal sebagai pembuat getah yg merupakan galat satu output hutan bukan kayu yg menjadi barang dagangan ekspor, sebagain besar getah jelutung dipakai buat bahan dasar pembuatan permen karet & pula dapat dipakai menjadi adonan pada komposisi karet agar gampang dikerjakan.

Jelutung bisa ditanam menggunakan pola tanam monokultur (tumbuhan sejenis) atau pola tanam agroforestri (campuran dengan berbasisi pohon atau komoditas lain). Dimana pembangunan kebun agroforestri jelutung bisa dilakukan di lahan semak belukar, atau pada kebun yang sudah ada tanaman pokok.

Untuk itu diharapkan teknik penyiapan huma dalam membudidayakan pohon jelutung baik melalui tanam monokultur juga agroforestry (Bastoni et al, 2015). Sebagai berikut.

1. Metode Jalur

Teknik ini meliputi aktivitas pembersihan huma dilakukan pada jalur yg akan ditanami jelutung. Dimana dalam kebun yg sudah ada tanaman pokoknya, jalur tanam jelutung dibentuk diantara jalur tanam tanaman utama.

Pada lahan yang telah terdapat tumbuhan utama, jeda antar jalur mengikuti jarak antar jalur tumbuhan utama. Misalnya dalam karet, jarak antar jalur berkisar antara 4-lima m, sedangkan dalam flora kelapa sawit, jeda antar jalur berkisar antara 8-9 m. Dan juga jalur tanam dibersihkan dengan lebar 1 m.

Pada pola tanam agroforestry wajib memperharikan persaingan cahaya & hara oleh flora. Pada umumnya pola tanam ini, jeda tanam jelutung merupakan 5 x 3 x 5 m dalam kebun kopi, lima x 5 x 5 m dalam kebun karet, & 8 x 8 x 8 m dalam kebun kelapa sawit.

Dua. Metode Sisipan

Teknik ini merupakan teknik yg sistem penanamannya tradisional kebun karet campur, yaitu menanam bibit di antara tanaman pokok, dengan mempertimbangkan celah yg ada. Dimana celah ini bertujuan buat bibit menerima cahaya surya & ruang buat tumbuh (Joshi et al., 2002).

Teknik ini dalam umumnya bersifat hemat tenaga dan biaya , karena hanya menyisipkan bibit jelutung pada antara tanaman utama. Akan tetapi, jarak tanam pohon sebagai tidak teratur, sehingga akan menyulitkan pada waktu pemanenan.

3. Metode Gundukan

Teknik ini digunakan dalam hutan yang mengalami degradasi berat, yg ditandai sang semak pakis, rumput & genangan air, penanaman atau rehabilitasi dilakukan.

Teknik ini bermanfaat buat mengumpulkan massa tanah menjadi loka berjangkarnya perakaran tanaman dan meninggalkan bagian tanah, agar bibit terendam air. Dimana tinggi gundukan minimal 50% berdasarkan genangan air dalam zenit trend hujan.

Pada teknik ini memakai jarak tanam tiga x 3 x 4 x 4 m atau 4 x 5 m. Dimana dari Bastoni et al (2015) menyatakan bahwa semakin dekat jeda tanam, akan membutuhkan lebih banyak bibit buat penanaman. Jarak tanam yg lebar dilakukan menggunakan tujuan pengkayaan jenis, bila masih banyak masih ada tegakan tinggi.

Penutup

Teknik penyiapan huma terhadap pohon jelutung terdiri menurut metode jalur, metode sisipan, & metode gundukan.

Sekian artikel yg membahas mengenai tiga Teknik Penyiapan Lahan terhadap Pohon Jelutung, semoga bermanfaat bagi para pembaca.

"Salam Lestari"

Sumber

Bastoni et al. 2015. Jelutung Rawa : Teknik Budidaya & Prospek Ekonominya. ICRAF. Bogor.

Joshi et al. 2002. Jungle Rubber : a Traditional Agroforestry System Under Pressure. International Centre for Research on Agroforestry (ICRAF). Bogor.

Author : Lamboris_Pane

Editor : panehutan

Iklan Relaterd

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel