3 Kerusakan Kayu Selama Proses Pengeringan

Menurut Dumanauw (1990) menyatakan bahwa pengeringan kayu diartikan menjadi proses yg bertujuan buat mengeluarkan air yang terdapat di daam kayu. Dimana kadar air mempunyai imbas akbar dalam proses pengeringan kayu ini.

kerusakan

Pengeringan kayu dapat diperoleh beberapa laba, keliru satunya mencegah serangan jamur dan serbuk kayu yg disebabkan sang jasad renik perusak kayu yang tidak bisa hidup di bawah persentase kadar air kurang lebih 20%.

Pengeringan kayu ini bisa pula faktor yg menghipnotis tahapan selanjutnya, seperti pengawetan & lain sebagainya. Untuk jalannya tahapan selanjutnya membutuhkan aktivitas pengeringan yg efektif dan efesien dengan membutuhkan beberapa data, diantaranya jenis kayu, sortimen (ukuran), kubikasi, kadar air kayu akhir yang diperlukan, waktu pengeringan yang digunakan, suhu, kelembapan, & stigma-cacat yang terdapat pada kayu itu sendiri.

Ketika tahapan pengeringan terselesaikan, ada kemungkinan memperoleh output yg baik juga yang tidak baik. Dimana yg buruk ini mempunyai beberapa kerusakan yang dialami, yaitu :

1. Kerusakan Akibat Penyusutan Kayu

Kerusakan ini diakibatkan karena kurang hati-hati dalam pelaksanaannya (Dumanauw, 1990). Kerusakan ini bermula berdasarkan jenis kayu yang telah retak sebelumnya & ketika dilakukannya pengeringan kemungkinan mampu melebarkan retak kayu yang sebelumnya.

Adapun beberapa imbas fisik yg diperlihatkan dalam kerusakan ini, diantaranya pecahnya ujung, pecah permukaan, menggelinjang, perubahan bentuk penampang kayu (diamonding), & casehardening.

Menurut Dumanauw (1990) menyatakan bahwa kerusakan ini sukar dihindari tetapi dapat dikurangi dengan cara penumpukan yang baik dan meletakkan beban pemberat pada permukaan tumpukan dan tidak menaruh suhu yg tinggi selama proses pengeringan.

2. Kerusakan Akibat Serangan Jamur Pembusuk

Kerusakan ini terjadi pada bagian kayu gubal pada permulaan pengeringan, dimana fungi itu sudah inheren sebelum kayu dikeringkan. Kerusakan ini dapat dikendalikan melalui cara meningkatkan kecepatan proses pengeringan dengan suhu lebih tinggi. Dampak fisik yang bisa ditinjau pada kerusakan ini adalah berubahnya warna kayu itu sendiri.

3. Kerusakan Akibat Bahan Kimia pada dalam Kayu

Kerusakan ini terjadi ketika suhu waktu proses pengeringan terlalu tinggi dapat menyebabkan kandungan zat ekstraktif mengadakan reaksi terhadap panas yang ditimbulkan yg bisa mengubah rona kayu menjadi gelap (Dumanauw, 1999).

Penutup

Kerusakan-kerusakan yg terjadi selama proses pengeringan terdiri berdasarkan dampak penyusutan kayu, serangan fungi pembusuk, & bahan kimia di dalam kayu (zat ekstraktif).

Sekian artikel yang membahas tentang tiga Kerusakan Kayu Selama Proses Pengeringan, semoga berguna bagi para pembaca.

"Salam Lestari"

Sumber :

Dumanauw, J. F. 1990. Mengenal Kayu. Kanisius. Yogyakarta.

Author : Lamboris_Pane

Editor : panehutan

Iklan Relaterd

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel