2 Upaya Pengawetan Kayu

kayu

Penggunaan kayu dalam jangka lama merupakan baik dan poly diiginkan sang konsumen, karena tidak harus poly mengeluarkan porto buat perbaikan atau penggantian, sebagai akibatnya dapat memperlambat penggunaan potensi asal kayu menurut hutan.

Dimana salah satu memperlama saat pemakaian kayu adalah pengawetan. Pengawetan kayu adalah proses memperlakukan kayu menggunakan bahan-bahan kimia atau pengawet, sehingga kayu tadi terhindar menurut serangan fungi, cendawan, serangga dan lain-lain perusak kayu. Pengawetan ini bertujuan buat meningkatkan sifat keawetan alami, umur gunakan, dan nilai atau harga kayu.

Setiap jenis kayu mempunyai sifat keawetan alami masing-masing. Sifat keawetan alami ini dari berdasarkan adanya zat eksraktif non karbohidrat misalnya resin, minyak-minyak, asam-asam, & garam-garam yang lain bersifat racun.

Sifat keawetan alami pada setiap jenis kayu bhineka dan umumnya sejalan dengan kekuatan, kekerasan, berat jenis, & warna kayunya. Kayu bertenaga, keras, berat jenisnya tinggi dan warna kayunya lebih tua (gelap) secara umum mempunyai keawetan alami yang lebih baik, sehingga umur pakainya jua lebih lama (Kasmudjo, 2010).

Untuk menaikkan keawetan alami kayu itu sendiri diperlukan beberapa upaya pengawetan kayu, yaitu (Kasmudjo, 2010):

1. Cara Pengawetan Tanpa Tekanan

Upaya ini adalah suatu cara pengawetan kayu tanpa memakai tekanan, sebagai akibatnya hasi pengawetannya nir sanggup optimal atau maksimal . Pengawetan menggunakan cara ini contohnya menggunakan pelaburan (pengkuasan), pencelupan, perendaman (panas, dingin & kombinasi panas dingin), perebusan, penyemprotan & difusi (Kasmudjo, 2010).

A. Pengawetan rendaman (dingin)

  1. Kayu diawetkan berupa kayu persegi atau produk jadi kondisi setengah kering (kadar air ± 20%).
  2. Direndam selama 3-7 hari.
  3. Konsentrasi bahan pengawet ± 5%.

B. Pengawetan rendaman panas dingin

  1. Kayu yang diawetkan berupa kayu persegi atau produk jadi setengah kering (kadar air ± 20%)
  2. Direndam selama 1-7 hari jam (panas), diteruskan 17-23 jam (dingin).
  3. Konsentrasi bahan pengawet ± 5%.

C. Pengawetan secara difusi

  1. Kayu diawetkan berupa kayu persegi basah atau kayu bulat (basah).
  2. Menggunakan rendaman dingin atau panas dingin.
  3. Pasca pengawetan disimpan selama 8 minggu.
  4. Konsentrasi bahan pengawet 3-5%.

Dua. Cara Pengawetan menggunakan Tekanan

Upaya ini adalah cara pengawetan kayu dalam tangki tertutup (silinder) menggunakan tekanan yg bertujuan buat output pengawetan lebih optimal. Proses pengawetan kayu dengan tekanan akan membentuk peresapan bahan pengawet yang lebih pada & banyak.

Kayu yg diawetkan bisa berupa kayu persegi atau kayu bulat (tanpa kulit) yg nantinya akan digunakan di luar ruangan atau berhubungan dengan tanah & air, contohnya tiang pancang. Adapun macam-macam upaya pengawetan ini, sebagai berikut (Kasmudjo, 2010):

a. Proses Sel Penuh

Jenis ini terdiri berdasarkan dua proses yaitu,

  1. Proses Bethel, yaitu proses pengawetan yang menggunakan bahan pengawetan kreosot dengan kayu yang dimasukkan ke dalam tangki silinder kemudian dilakukan permvakuman 15-60 menit dengan bahan pengawet dipanaskan 85-100 C.
  2. Proses Burnet, yaitu proses pengawetan yang menggunakan bahan pengawet larut dalam air berupa seng khlorida, yang secara umum urutan prosesnya sama dengan proses bethel, hanya seng khlorida panas suhunya 55-65 C dan konsentrasinya 2-4%.

B. Proses Sel Kosong

Jenis upaya ini terdiri berdasarkan 2 proses, yaitu:

  1. Proses Rueping, yaitu proses pengawetan yang diawali dengan pemberian tekanan udara pada tangki silinder pada awal proses. Kayu yang diawetkan dapat berupa kayu yang telah kering, masih basah atau telah dilakukan pengkukusan.
  2. Proses Lowry, yaitu proses pengawetan yang prinsipnya sama dengan proses Rueping, yang membedakannya tidak diawali dengan pemberian tekanan udara ke dalam tangki pengawet. Jadi setelah kayu dan bahan pengawet panas dimasukkan baru diberikan tekanan sampai 200 psi. Proses ini mempunyai keuntungan yaitu terletak pada peralatan pengawetan yang lebih sedikit (sederhana).

c. Proses Tekanan Ringan (Boucherie Process)

Proses pengawetan ini tidak diakukan pada tangki tertutup tetapi ditempat terbuka. Biasanya proses Bouherie digunakan buat mengawetkan kayu bundar (dengan kulit). Dimana tekanan ringan proses pengawetan terjadi karena selisih tinggi antara naik penyimpanan bahan pengawet dan kayu yg akan diawetkan.

Bahan pengawet yang digunakan dari kelompok larut dalam air, misalnya terusi, garam wolman. Konsentrasi bahan pengawet yang digunakan 1-2%. Dimana untuk kayu yang digunakan dengan berat jenis >0,60 disiapkan dengan kadar air 30% dan untuk yang berat jenisnya ± 0,60 disiapkan kadar air 35%. Proses pengawetan dilakukan dengan vakum tekan.

Sumber

Kasmudjo. 2010. Teknologi Hasil Hutan. Cakrawala Media. Yogyakarta.

Salam Lestari,

Lamboris_Pane

Iklan Relaterd

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel